Jumat, 08 Juli 2011

adakah yang ingin menjadi pendusta agama??

Anak-anak yatim dan orang-orang miskin itu kekasih Allah dan Rosululloh SAW. Jika kita tidak mengasihi mereka, sama saja artinya kita tidak mencintai Allah dan Rosul-Nya (dan kita akan dimurkai oleh Allah dan Rosul-Nya). Jika kita berat menolong mereka dengan harta kita itu artinya kita lebih mencintai harta daripada mencintai Allah dan Rosul-Nya.Allah dan Rosul-Nya dinomor duakan (dan kita akan dijauhkan dari rahmat dan ridho-Nya). Ketahuilah oleh kita semua, siapapun yang berat mengeluarkan harta untuk anak-anak yatim dan orang miskin akan termasuk kedalam golongan orang-orang yang mendustakan agama.

Mari kita mengkaji surat Al-Maa’uun agar kita tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang mendustakan agama.

Allah bertanya kepada kita semua :
” Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ?”
-Qs. Al Maa’uun : 1-

Allah sendiri yang menjawabnya :
“Itulah orang yang menghardik anak yatim”
-Qs. Al Maa’uun : 2-



*Menghardik anak yatim adalah orang-orang yang tidak menyayangi anak-anak yatim.

Di ayat berikutnya Allah memberi jawaban kedua :

“dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” 
-Qs. Al Maa’uun : 3-

sekarang pertanyaannya adalah sudahkah kita menyayangi anak-anak yatim???
dalam bentuk apa kasih sayang itu diwujudkan???

sudahkah selama ini ada alokasi rutin dari pendapatan kita untuk memberi makan orang-orang fakir dan miskin??

Jangan sampai diantara kita ada yang menjadi pendusta agama. Karena pendusta agama itu sesungguhnya adalah orang yang hina. Tidak peduli apakah ia berlimpahan kekayaan. Mendustakan agama itu bermakna tidak menyakini apapun tentang agama. Apapun yang disampaikan dalam agama tidak diyakininya (didustakan). Tidak yakin tentang surga, neraka, hari akhir, pahala, dosa, malaikat, dll. Bukankah orang yang tidak mau atau berat berbagi dengan orang-orang yang tidak yakin akan semua itu tidak takut dosa, atau ia tidak memerlukan pahala, tidak berharap masuk surga, tidak takut masuk neraka.

Ah, jangan sampai diantara kita ada yang menjadi pendusta agama.
Jangan karena harta yang tidak seberapa kemudian tergelincir jauh dari jalan-Nya.

Jika dipikir sungguh sangat tidak nalar dan jauh dari akal sehat apa yang dilakukan oleh para pendusta agama. Keengganan menyisihkan uang untuk anak yatim dan orang miskin. Sesungguhnya hanya karena salah mikir.
 
Mari kita berpikir sedikit saja, untuk mereka yang berpendapat satu juta dalam sebulan misalnya, mestinya tidak berat untuk menyisihkan Rp 25.000 setiap bulan. Maka siapapun yang bershodaqoh Rp 25.000 tiap bulan atau berapapun tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap kondisi keuangan keluarga.

Sungguhpun begitu, jangan sekali-kali menganggap itu adalah beban karena itu adalah sebagian dari harta yang telah diberikan Allah kepada kita. Jika enggan dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin maka kita akan termasuk kedalam golongan orang-orang yang mendustakan agama. Orang-orang yang diancam oleh Allah dengan adzab dan siksa yang sangat pedih.

Adakah orang yang mau menjadi pendusta agama hanya gara-gara tidak mau menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya ???

Siapapun diantara kita, apapun status kita, harus memilih untuk termasuk kedalam salah satu diantara dua golongan ini yaitu pendusta agama yang dilaknat oleh Allah atau menyakini kebenaran agama yang memperoleh ridho-Nya.

marilah kita renungkan bersama...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan.....